Sabtu, 18 Juni 2011

PACARAN itu boleh???? Bagian 1

Oleh : Moch Sya'ban Abdul Rozak

Apa yang kau pikirkan ketika saya mengungkapkan pertanyaan itu? Pastinya ada yang sedikit sensitif dengan ketidak setujuannya dan juga ada yang biasa-biasa karena menganggap itu suatu kelaziman dan kebiasaan seorang manusia.

Terlepas dengan kontroversi yang ada setuju atau tidak, yang jelas penulis ingin memberikan pandangan yang berbeda namun sedikit aneh bin nyeleneh.,,hee,, tau tidak pacaran itu kepanjangan dari apa??? Hayoo jawab...

Jika ingin PACARAN harus tau dulu apa itu PACARAN...nah penulis kasih tau deh apa itu PACARAN PAkai CARa-cara yang di anjurkAN,,hee,,sedikit maksa tapi keren juga kan??? Jadi menurut penulis pacaran itu ya boleh aza seeh..tapi sesuai dengan kepanjangannya harus memperhatikan aturan-aturan yang wajib diikuti. Nah inilah yang Rasulullah anjurkan kepada kita jika mau pacaran: tulis dan ingat-ingat ya???

Pertama : Hendaknya setiap mereka yang mau “PACARAN” menjaga pandangan matanya dari melihat lawan jenis secara berlebihan. Dengan kata lain hendaknya dihindarkan berpandangan mata secara bebas. Jauhkan mata yang jelalatan khawatir banyak jerawatan,,hee..perhatikan firman Allah berikut ini,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ....

“ Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya,.....(terjemah QS.An-Nuur : 30 -31)

Awal dorongan syahwat adalah dari melihat, mungkin kita sering mendengar dari mata turun ke hati. Karena itu jagalah hati dengan senantiasa menjaga pandangan mata dari tipu daya syaitan yang terkutuk.

Dalam hal ini Rasulullah bersabda: “wahai Ali, janganlah engkau iringkan satu pandangan (kepada wanita yang bukan mahram) dengan pandangan lain, karena pandangan yang pertama itu (halal) bagimu, tetapi tidak yang kedua!” (HR. Abu Daud)

Jadi jangan sampai setelahnya kita melihat seorang perempuan dengan tanpa sengaja, lantas kita meneruskan pandangan kita untuk melihatnya terus, karena rasul khawatir saat itu syaitan membisikan kedalam hati kita untuk berbuat yang semestinya tidak dilakukan. Sering kita mendengar perzinaan atupun pelecehan seksual karena bermula dari pandangan. Maka jagalah pandangan mu!!

Kedua, hendaknya mereka yang akan “PACARAN” menjaga auratnya masing-masing dengan cara bebusana muslim/muslimah yang islami tentunya. Sacara khusus bagi wanita Allah berfirman,

....وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (31)

“....dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (terjemah QS An-Nuur : 31)

Dan dalam hal aurat pun Nabi memberikan rambu kepada kita yang harus diperhatikan, beliau bersabda:

(338) حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ عُثْمَانَ، قَالَ: أَخْبَرَنِي زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ، وَلَا الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ، وَلَا يُفْضِي الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ، وَلَا تُفْضِي الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ» (رواه مسلم)

“tidak dibolehkan laki-laki melihat aurat (kemaluan) laki – laki lain, begitu juga perempuan tidak boleh melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidak boleh laki-laki berkumul dengan laki-laki lain dalam satu kain, begitu juga seorang perempuan tidak boleh berkemul dengan sesama perempuan dalam satu kain.” (HR. Muslim)

Di Eropa sebagian negara sudah ada yang membolehkan nikah sesama jenis, padahal Rasulullah sudah mewanti-wanti dengan hadits tadi, bahwa melihat auratnya saja tidak boleh apalagi menikahinya. Na’uzubillah. Oleh sebab itu selayaknya orang muslim harus berbangga dengan sabda rasul ini karena rasul benar-benar memuliakan kita, baik laki-laki ataupun perempuan. Yang mana aurat itu hanya untuk diperlihatkan kepada suami atau istri kita kelak. Oohh begitu indah hidupku dengan islam..bagaimana denganmu??

Ketiga, bagi mereka yang mau “PACARAN” pastikan tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri dari perbuatan zina, pastinya sudah tau ayatnya qur’an surat al – isra ayat 32, gini nih bunyinya:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا (32)

dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (terjemah QS. AL-Israa : 32)

Contohnya berkhalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis yang bukan makhram, apalagi di tempat remang-remang, karena ternyata ketika kita berdua-duaan dengan si dia yang bukan mahram kita maka sesungguhnya ada yang menemani ketiganya, mau tau siapa? Mari kita Tanya pada Nabi:

Nabi bersabda, “barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya) karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan” (HR. Ahmad)

Astagfirullah berarti kala kita berdua-duaan ternyata ada syaitan di samping kita,,waaaah takuuut, pokoknya setelah baca hadits ini saya berkomitmen untuk tidak berdua-duaan lagi biar tidak deket dengan syaitan, saya pasti bisa, gimana denganmu?? (Bersambung ke bagian 2)

WARNING!!!! Ingat..Ingat...jangan pacaran dulu, sebelum bagian 2 terbit karna jika kamu melakukannya maka akan berakibat fatal pada kehidupan yang terindahmu..maka waspadalah...waspadalah...^_^

0 komentar:

Posting Komentar

 

KABAR TERKINI

KATA MUTIARA

GALLERY