Senin, 06 Juni 2011

Apa yang kita Tunggu???

Moch. Sya'ban Abdul Rozak

Nampaknya perjalanan hidup manusia saat ini semakin hari semakin menurun tingkat kualitasnya. Entah apa yang terjadi dalam diri setiap manusia yang hidup dari zaman ke zaman. Padahal jika kita melihat tujuan diciptakannya manusia hidup di dunia adalah untuk meningkatkan taraf kehidupan, artinya semakin manusia itu silih berganti dari generasi ke generasi maka kualitas diri pun mestinya memuncak tinggi.

Khalifah dan Ibadah itulah tujuan diciptakanya manusia. Tentunya ibadah kepada Allah sang pencipta jagad raya alam semesta. Namun terkadang tujuan mulia lagi indah ini dinodai oleh manusia itu sendiri. Manusia lupa akan hakikat dirinya, entah apakah mereka dilupakan oleh manusia lain ataukah mereka sendiri yang melupakan hakikat dari semua ini. Yang jelas, Allah sudah begitu jelas dan gamblang mendeskripsikan kehidupan manusia yang seharusnya di jalani, yang jika ditelusuri lebih dalam, sebenarnya ia memiliki jalan kebahagiaan dan kemenangan bukan hanya di dunia namun kelak sampai akhirat.

Sejenak marilah kita renungkan, apa sebenarnya yang kita tunggu? apakah kita menunggu saat – saat pernikahan yang begitu indah menghampiri kita?, padahal banyak diantara manusia yang belum sempat mengucapkan akad pernikahan dihadapan wali tercintanya. Terus Apakah kita menunggu datangnya kelebihan dalam harta atau dengan kata lain kita menunggu kaya?, padahal banyak yang miskin namun tidak sempat mengecap nikmatnya kekayaan, atau bahkan yang kaya pun tidak bisa menikmati kekayaannya karna dia harus terbaring di rumah sakit. Atau apakah kita menunggu hari tua yang indah menjelma?, padahal banyak para pemuda yang tidak dapat merasakan hari tuanya.

Semuanya itu dapat terjadi pada diri kita atau bahkan semuanya akan segera sirna karena pada hakikatnya yang kita tunggu adalah kematian. Setiap jiwa manusia kini sedang mengantri bak hewan kurban yang akan di sembelih oleh para penjagal, begitulah hidup manusia yang sebenarnya pernikahan, kekayaan dan masa tua tidak akan menjelma lantaran kematian sudah di pelupuk mata.

Maka apalagi orientasi kita hidup di dunia selain kembali kepada perintah tuhan sang pencipta, yaitu menjadi khalifah dan beribadah, artinya semua aspek kehidupan kita pastikan hanya untuk beribadah kepada Allah. Kita menikah bukan hanya sebagai kebutuhan biologis seorang manusia saja, namun niat suci untuk beribadah adalah tujuan utamanya, berniat untuk menjauhkan diri dari perbuatan zina, dan menghasilkan anak cucu untuk mewarisi risalah suci para nabi. Kita bekerja bukan hanya untuk menutupi kebutuhan sehari – hari tapi lebih mulia dari pada itu yaitu bekerja untuk beribadah kepada Allah, agar dapat bershadaqah dan berinfak lebih istiqomah dan lebih besar lagi. Kitapun menjalani setiap episode dalam kehidupan bukan hanya menunggu hari tua, tetapi mengisi detik demi detik untuk beribadah yang menjadi bekal tuk hari tua yang indah.

Maka ketika setiap insan didunia mengetahui hakikat ini semua. Mustahil akan terjadi perzinaan, hamil sebelum menikah, permusuhan karena berebut harta, tahta dan wanita. Atau bahkan pembunuhan akibat semua prilaku jahat manusia. Namun yang terjadi, sebaliknya manusia akan hidup rukun harmonis, saling mencintai, berkasihsayang, menghormati dan saling tolong menolong.

Dan inilah gambaran masyarakat madani, masyarakat yang cinta Allah, masyarakat yang taat dan indah di pandang oleh mereka yang memandang.

Terus apalagi yang kita fikirkan? Ayo marilah kita bergegas untuk memperbaharui niat dari setiap aktifitas kehidupan kita, jadikan semuanya hanya untuk Allah. Dan motivasilah diri ketika terlupa dan terhilapdengan mengingat antrian kita yang semakin dekat yaitu kematian. Gambarkan dalam benak kita, apakah kala itu Allah menakdirkan kita mati?, karna sesungguhnya ketika pun kita tidak menginggat dan menggambarkannya, kematian akan tetap menjelma. Tidak melihat siapa dia, sedang apa dia, atau dimanapun dia, jika sudah saatnya maka ketika itu berakhirlah kenikmatan dan kefanaan dunia yang selama ini ia jalani.

Selagi hayat masih di kandung badan marilah kita berubah, dan renungkan apa yang kita tunggu??

0 komentar:

Posting Komentar

 

KABAR TERKINI

KATA MUTIARA

GALLERY