oleh : Moch. Sya'ban Abdul Rozak
Bandung, Kamis 10
maret 2011
Sahabat tahukah engkau siapa nabi dan rasul yang
telah mengantarkan manusia kepada peradaban mulia?. Kedatangannya dirindui setiap manusia, bahkan
bukan hanya oleh manusia saja, akan tetapi semua makhluk di dunia, juga makhluk
di langit dan jagat raya inipun menunggu
kedatangan nabi sekaligus rasulullah, dialah Muhammad saw.
Datangnya
Rasul membawa rahmat bagi seluruh alam, membawa titah-titah yang agung nan
menawan, dialah Insan pilihan Allah karena kearifan dan kemuliaan akhlaknya. Manusia agung yang
mempesona dan layak ditiru oleh semua kalangan dan golongan, dari mulai
laki-laki sampai wanita, dari mulai petani sampai pak bupati, dari mulai yang
muda belia sampai tua renta,dan dari mulai rakyat sampai pejabat.
Mutiara
yang indah ini, terkadang terkubur oleh lumpur keangkuhan dan keegoan, yang
menyebabkan keengganan untuk
kemudian melaksanakan keislaman dengan baik. Akan tetapi,
setebal-tebalnya lumpur yang menutupi mutiara tersebut, tidak akan merubah
cahaya dan kemilaunya yang begitu indah itu, dia tetap indah, menawan,
mempesona, memukau, menakjubkan meskipun banyak manusia yang menjauhinya.
Tahukah
engkau, bahwa timbulnya kecintaan kepada nabi kita itu tidak dapat diwujudkan begitu
saja, kecintaan kita tidak dapat diibaratkan seperti lampu aladin yang bisa
memberikan sesuatu, dan dikabulkan pada saat itu juga, meskipun hal tersebut mungkin
terjadi, namun angka kebertahanan dengan kecintaan itu akan segera sirna dengan
adanya idola yang baru yang memikat hati.
Oleh
sebab itu maka kecintaan (mahabbah) yang hakiki adalah ketika seseorang
sudah mengenal (Ta’aruf) siapakah Rasulullah Muhammad, bagaimana
perjalanan hidupanya, dan lain sebagainya. Kemudian
setelah itu dilanjutkan dengan proses makrifat, yaitu pengenalan lebih dalam dan
menginternalisasikan kedalam diri kita. Hal ini dapat
menimbulkan kecintaan hakiki, cinta yang sebenarnya cinta, bukan cinta karna
keterpaksaan,
tapi benar-benar cinta karna nurani menghendaki tuk mencinta.
Setelah
kecintaan diperolah maka akan timbul ketaatan dalam menjalankan segala perintah serta suruhan Allah dan RasulNya, bukan hanya itu, rasa Iltizam atau
komitmen dalam diri untuk mempertahankan ketaatan akan semakin menghujam bak
pasak bumi menembus relung tanah.
Terakhir,
setelahnya manusia melewati fase-fase ini maka manusia tinggal memetik hasil
dari semuanya, yaitu akhlakul karimah (akhlak yang mulia) yang menonjol
dalam diri seorang yang telah makrifaturrosul, menanam mahabbah kepada
rasul, ditambah rasa tho’atu wa iltizamu (ketaatan dan komitmen). Dan itulah sebenarnya
seorang muslim yang sejati, terinspirasi
oleh sosok mulia nan abadi Dialah Rasulullah Muhammad saw.
Secerah pawarna itulah harapannya. Maka dalam
tulisan ini, penulis sisipkan salah satu bentuk makrifaturrosul, yaitu mengenal nasab (keturunan) beliau. Ini
adalah nadhom berbahasa sunda untuk kita mengingat nasab beliau.
Rundaian Nasab Rasulullah Saw
Wajib ka jalma Islam na, uninga rundayan nana
Jeung nabi Utusan Allah, Muhammad putra Abdullah
Abdullah putra Muthalib, Muthalib putrana Hasyim
Hasyim putra Abdul Manaf, Abdul Manaf Putra Qusay
Qusay putrana Kilab, Kilab putrana Murrah
Murrah putrana Ka’ab Ka’ab putrana Lu’ay
Lu’ay putrana Ghalib, Ghalib putrana Fihr
Fihr putrana Malik, Malik putrana Nadhar
Nadhar putra Kinanah, Kinanah putra Huzaimah
Huzaimah putra Mudrikah, Mudrikah putrana Ilyas
Ilyas putrana Mudhar, Mudhar putrana Nizar
Nizar putrana Ma’ad, Ma’ad putrana ‘Adnan
Nu wajib dugi ka ‘Adnan, ti ‘Adnan dugi Adam
Henteu wajib uningana, sabab taya jalan shahih…
2x
Wajib deui uningana, rundaiyan nu ti ibuna
Jeung Nabi Utusan Allah, Muhammad putra Aminah
Aminah putrana Wahab, Wahab putra ‘Abdi Manaf
‘Abdi Manaf putra Zuhrah, Zuhrah putrana Kilab
tepang deui di eyang na, di Kilab jangawareng na
Janten ibu jeung ramana, masih keneh saruntaian…
2x